Si Badrun sudah tak sabar untuk mengutarakan keinginannya untuk kimpoi kepada bapaknya. Memang bapaknya terkenal orang yang kasar dan waktu mudanya doyan kimpoi. Ia takut bapaknya tidak setuju. Suatu hari ia beranikan diri untuk mengutarakannya
Badrun : “Pak, ehm… Bapak, saya mau segera kimpoi!”
Bapak : “Iya, dengan siapa?”
Badrun : “Dengan cewek dari Bali.”
Bapak : “Apa? Apa kamu tidak tahu Bapakmu ini 7 tahun di Bali. Jangan-jangan nanti kau malah kimpoi dengan saudaramu sendri! Itukan dosa tahu!! Cari yang lain saja!”
3 Bulan kemudian…
Badrun : “Pak, kali ini tidak dari Bali tapi dari Kalimantan. Gimana Pak, boleh?”
Bapak : “Wah mati aku, Bapak malah 10 tahun disana. Jangan-jangan… ah nggak usah!”
Badrun : “Yaaa… Ah tapi nggak apa-apa. Saya punya kenalan dari Jakarta. Setuju nggak?”
Bapak : “We ladalah! Perlu kamu tahu le. Bapak ini malah 13 tahun di Jakarta terus akhirnya ketemu ibumu. Besar kemungkinannya nanti kau kimpoi dengan saudaramu sendiri.”
Badrun kesal minta ampun. Dengan putus asa ia berkata kepada ibunya.
Badrun : “Bu, saya nggak habis pikir kenapa bapak menghalangi saya kimpoi dengan cewek Bali, Kalimantan, atau Jakarta. Khawatirnya dapat saudara sendiri.”
Ibu : “Sudahlah, Drun. Kalau menurut ibu, terserah kamu mau kimpoi dengan cewek dari mana saja. Dari Bali, Kalimantan atau Jakarta. Nggak usah khawatir nantinya dapat saudaramu sendiri. Wong kamu ini juga belum tentu anak bapakmu!”
Badrun : “Lho, Ibu…??”
Badrun : “Pak, ehm… Bapak, saya mau segera kimpoi!”
Bapak : “Iya, dengan siapa?”
Badrun : “Dengan cewek dari Bali.”
Bapak : “Apa? Apa kamu tidak tahu Bapakmu ini 7 tahun di Bali. Jangan-jangan nanti kau malah kimpoi dengan saudaramu sendri! Itukan dosa tahu!! Cari yang lain saja!”
3 Bulan kemudian…
Badrun : “Pak, kali ini tidak dari Bali tapi dari Kalimantan. Gimana Pak, boleh?”
Bapak : “Wah mati aku, Bapak malah 10 tahun disana. Jangan-jangan… ah nggak usah!”
Badrun : “Yaaa… Ah tapi nggak apa-apa. Saya punya kenalan dari Jakarta. Setuju nggak?”
Bapak : “We ladalah! Perlu kamu tahu le. Bapak ini malah 13 tahun di Jakarta terus akhirnya ketemu ibumu. Besar kemungkinannya nanti kau kimpoi dengan saudaramu sendiri.”
Badrun kesal minta ampun. Dengan putus asa ia berkata kepada ibunya.
Badrun : “Bu, saya nggak habis pikir kenapa bapak menghalangi saya kimpoi dengan cewek Bali, Kalimantan, atau Jakarta. Khawatirnya dapat saudara sendiri.”
Ibu : “Sudahlah, Drun. Kalau menurut ibu, terserah kamu mau kimpoi dengan cewek dari mana saja. Dari Bali, Kalimantan atau Jakarta. Nggak usah khawatir nantinya dapat saudaramu sendiri. Wong kamu ini juga belum tentu anak bapakmu!”
Badrun : “Lho, Ibu…??”